Best Experience in Three Days
Hai!
Belakangan ini lagi pengen nulis terus di blog, tapi gak tau apa yang harus di post.
Jadi, kali ini pengen throwback sedikit tentang pengalaman berharga di tahun 2016 semenjak jadi anak SMA. Hehe.
PIK Remaja. Bisa dibilang salah satu ordibasis yang begitu terkenal di sekolah saya. Sejak masih SMP, saya memang pengen banget bisa jadi salah satu anggota dari ordibasis itu. Dikarenakan saat itu, sekitar dua tahun yang lalu, salah satu senior saya meng-upload foto bersama anggota PIK yang sedang merayakan hari HIV/AIDS sedunia. Di foto itu, bisa dideskripsikan bahwa PIK itu menyenangkan.
Dan tibalah, saat saya SMA, ketika ada perekrutan anggota baru, saya langsung mendaftar. Setelah mendaftar, diharuskan untuk mengikuti diklat. Saya berpikir, menurut saya tugas anggota PIK hanya memberikan konseling, lalu mengapa harus diklat? Dan ketika hari itu tiba, saya takut. Saya takut jika harus melakukan sesuatu secara sendirian. Fyi, saya orangnya penakut.
Saat itu, belum sampai di buper, seluruh calon anggota sudah diharuskan lari - jalan jongkok - lari - jalan jongkok, begitu seterusnya hingga berhenti di batas yang ditentukan. Dan saat itu juga, matahari begitu terik padahal sudah sore. Bukan hanya saya yang merasa capek, ingin minum, ingin tidur, teman saya yang lain pun turut merasakan itu. Bahkan ada yang sampai tidak bisa menahan diri. Syukurlah, saya masih bisa menahan dahaga hingga waktu makan malam tiba.
Di diklat ini, kami semua benar-benar dilatih tentang bagaimana caranya menjadi konselor sebaya yang baik, yang mampu memberikan saran bagi kliennya yang sedang menghadapi masalah. Dan di diklat ini juga lah, saya bisa merasakan yang namanya kebersamaan, kedekatan bersama teman-teman yang awalnya tidak saling kenal, sekarang jadi kenal. Sholat, makan, minum, tidur, semuanya dilakukan bersama.
Selama tiga hari, kami melakukan itu semua bersama-sama. Dan saya rasa, itu adalah pengalaman saya yang begitu berharga.
0 comments