Malam ini, aku sedang menyendiri.
Sembari memikirkan hal-hal yang hanya sebatas imajinasi, yang sepertinya tidak bisa menjadi kenyataan.
Mimpi-mimpi yang sebentar lagi akan menemani tidurku, sedang mempersiapkan cerita terbaiknya.
Yang akan aku ingat ketika aku bangun tidur.
Aku sedang berpikir.
Menyadari bahwa saat-saat itu telah lama berlalu.
Hari yang penuh dengan kesedihan.
Bahkan setelah hari itu berakhir, aku masih juga bersedih.
Ada alasan mengapa hingga detik ini, aku tidak pernah benar-benar tersenyum.
Mata sembap ketika aku bangun di pagi hari sudah selalu menghiasi wajahku.
Entah karena aku sering terjaga semalaman bahkan aku menangis karena satu hal.
Alasannya yaitu,
Ada bagian terbaik tepat sebelum hari bersedih itu terjadi.
Fakta bahwa aku terlalu bahagia dengan apa yang aku miliki saat itu, itulah yang membuatku tidak pernah merasa begitu bahagia sampai sekarang.
Aku terlalu bahagia sampai lupa bahwa suatu hari nanti akan ada hal yang begitu mengerikan dan ku rasa semua orang tidak ingin mengalaminya, yaitu perpisahan.
Dan saat itu, aku terlalu yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Apapun yang terjadi, tentu saja bisa dilewati dengan baik.
Namun, kenyataannya tidak. Itulah hidup, ekspetasi tidak selalu sejalan dengan realita.
Sejak itu, aku terlalu takut untuk memulai yang baru.
Fakta bahwa aku pernah gagal di masa lalu, sampai saat ini masih membayangiku.
Aku bukanlah tipe orang yang begitu mudah menjatuhkan pilihan terhadap apapun.
Aku percaya kata mereka yang mengatakan bahwa akan lebih baik jika kita melangkah maju dan melupakan apa yang pernah terjadi di belakang.
Tetapi, aku tidak begitu yakin dengan diriku. Bahwa aku bisa melakukan itu semua. Melangkah sekaligus melupakan, terasa begitu sulit.
Meskipun jika hal itu terbilang mudah, aku tetap tidak ingin melakukannya.
Karena sampai saat ini, aku hanya menginginkannya.
Hatiku masih memilihnya.
Meskipun tidak akan ada yang tahu bagaimana akhir dari cerita ini.
Tetapi, aku ingin dia kembali. Seperti saat-saat itu.